WEB BLOG
this site the web

Natrium

NATRIUM

Garam memiliki rumus ki-mia NaCl, atau natrium chlorida. Natrium (sodium) merupakan mineral yang amat penting untuk menjaga keseimbangan asam-basa. Natrium juga bisa mengontrol tekanan osmotik cairan, terutama dalam serum darah dan di luar sel (ekstra-seluler).
Keseimbangan asam-basa dalam serum darah harus terjaga agar setiap organ tubuh bisa menjalankan tugasnya. Jika derajat keasaman (pH) tidak seimbang, misalnya terlalu asam atau terlalu basa, mineral tertentu akan mudah mengendap.  Ini bisa mengakibatkan pembentukan batu ginjal, endapan asam urat pada persendian, dan lain-lain.
Darah mengandung 0,9 persen NaCI. Manusia memerlukan sekitar 200-500 mg natrium setiap hari untuk menjaga kadar garam dalam darah agar tetap normal, sehingga tubuh tetap sehat. Natrium juga penting untuk fungsi otot dan syaraf.
Kekurangan natrium sering dihubungkan dengan berbagai gangguan kesehatan seperti keram otot (cramping), lemas, sering lelah (fatigue), kehilangan selera makan, penurunan daya ingat, daya tahan terhadap infeksi menurun, luka sulit sembuh, gangguan penglihatan, rambut tak sehat dengan ujung terbelah, dan bercak-bercak putih di kuku.
Di sinilah arti penting garam terhadap tubuh manusia. Tetapi konsumsi garam berlebihan juga bisa berakibat fatal. Sebab natrium bekerja menahan air di dalam tubuh, sehingga volume darah yang beredar pun bakal meningkat.
Peningkatan volume darah akan meningkatkan tekanan pada dinding pembuluh darah. Dan inilah yang disebut hipertensi (tekanan darah tinggi). Hipertensi dapat berefek luas terhadap kesehatan. la da-pat berakibat timbulnya gangguan jantung, stroke, dan sebagainya.
Menyerap Air
Tetapi kelebihan garam di dalam tubuh juga dapat mengakibatkan pembengkakan bagian-bagian tubuh. Garam bersifat higroskopis atau mudah menyerap air. Jika mengkonsumsinya secara berlebihan, konsentrasi garam dalam cairan akan meningkat.
Selanjutnya, garam akan menarik keluar banyak cairan yang tersimpan di dalam sel, sehingga memenuhi ruang di luar sel. Akibatnya tubuh atau bagian tubuh tertentu terlihat membengkak, misalnya pembengkakan kaki pada ibu hamil. Bisa pula menyebabkan kegemukan, karena air yang tertahan dalam tubuh.
Pembengkakan (oedema) dan melonjaknya tekanan darah mudah terjadi pada mereka. Jika gejala pembengkakan diabaikan, dan konsumsi garam tidak dibatasi, dapat mengakibatkan keracunan kehamilan, bahkan keguguran (preklamsia).
Data yang dilansir WHO menyebutkan, 100 juta orang di China mengidap hipertensi. Jumlah ini bertambah 3 juta orang setiap tahun. Sekitar 15 juta orang dari mereka meninggal akibat penyakit jantung.
Menurut penelitian, konsumsi garam tertinggi ditemukan di Jepang Utara, yakni 28 gr / orang / hari. Sebanyak 38 persen penduduknya mengidap hipertensi. Sebaliknya, penduduk Alaska yang mengonsumsi garam hanya 4 gr / harisangat jarang menderita hipertensi.
Berapa banyak garam yang dibutuhkan tubuh? Menurut Dr Lewis K Dahl, peneliti dari New York, tiap orang hanya memerlukan sekitar 2 gr atau 1,5 sendok teh garam setiap hari. Saat ini rata-rata konsumsi garam di dunia adalah 5-6 gram / orang / hari.
Kelebihan konsumsi garam memicu gangguan kesehatan manusia saat ini. Jika ingin mempertahankan kesehatan tubuh, sangat disarankan agar kita mengurangi penggunaan garam saat memasak, dan meminimalkan konsumsi makanan kalengan yang mengandung garam sebagai pengawet.


Natrium :
Natrium kation utama dalam cairan ekstraseluler 35-40% natrium ada di dalam kerangka tubuh. Cairan saluran cerna, sama seperti cairan empedu dan pancreas, mengandung banyak natrium Sumber utama natrium adalah garam dapur atau NaCl. kebutuhan natrium sehari untuk orang dewasa adalah sebanyak 500 mg.

Fungsi :
Fungsi Sebagai kontrol tekanan darah Sebagai kontrol osmose Kontrol asam basa

Absorpsi :
Absorpsi Hampir seluruh natrium yang dikonsumsi diabsorpsi terutama di dalam usus halus Natrium yang diabsorpsi dibawa oleh aliran darah ke ginjal. Di sini natrium disaring dan dikembalikan ke aliran darah dalam jumlah yang cukup untuk mempertahankan taraf natrium dalam darah.

Gangguan :
Gangguan Akibat Kekurangan Natrium kejang, apatis, dan kehilangan nafsu makan Akibat Kelebihan Natrium menimbulkan keracunan yang dalam keadaan akut menyebabkan oedema dan hipertensi

Kalsium

KALSIUM

Kalsium adalah mineral yang amat penting bagi manusia, antara lain bagi  metabolisme tubuh, penghubung antar saraf, kerja jantung, dan pergerakan otot.

Manfaat bagi manusia

Berikut beberapa manfaat kalsium bagi manusia:
  • Mengaktifkan saraf
  • Melancarkan peredaran darah
  • Melenturkan otot
  • Menormalkan  tekanan darah
  • Menyeimbangkan tingkat keasaman darah
  • Menjaga keseimbangan cairan tubuh
  • Mencegah osteoporosis (keropos tulang)
  • Mencegah penyakit jantung
  • Menurunkan risiko kanker usus
  • Mengatasi kram, sakit pinggang, wasir, dan reumatik
  • Mengatasi keluhan saat haid dan menopause
  • Meminimalkan penyusutan tulang selama hamil dan menyusui
  • Membantu mineralisasi gigi dan mencegah pendarahan akar gigi
  • Mengatasi kering dan pecah-pecah pada kulit kaki dan tangan
  • Memulihkan gairah seks yang menurun/melemah
  • Mengatasi  kencing manis (mengaktifkan pankreas)

Setelah umur 20 tahun, tubuh manusia akan mulai mengalami kekurangan kalsium sebanyak 1% per tahun. Dan setelah umur 50 tahun, jumlah kandungan kalsium dalam tubuh akan menyusut sebanyak 30%. Kehilangan akan mencapai 50% ketika mencapai umur 70 tahun dan seterusnya mengalami masalah kekurangan kalsium.
Gejala awal kekurangan kalsium adalah seperti lesu, banyak keringat, gelisah, sesak napas, menurunnya daya tahan tubuh, kurang nafsu makan, sembelit, berak-berak, insomnia, kram, dan sebagainya.

Akibat Kekurangan Kalsium
Nyeri otot tulang Dan kram. Kekurangan kalsium menyebabkan pergerakan yang tidak normal pada seluruh otot licin Dan otot jantung, sehinga tubuh kehilangan kelincahan, pengendalian keseimbangan gerakan Dan kemampuan koordinasi. Gerakan tubuh ditentukan oleh stimulasi otottulang, sementara rangsangan otot tulang timbul karena peran kalsium yang sangat penting.
Keropos tulang/osteoporosis. Kalsium juga sebagai elemen tulang yang member kekerasan pada tulang, sehinga kalsium menjadi kerangkayang mampu menanggung berat badan. Jika dalam substansi tulang tidakterdapat endapan kalsium yang cukup, akan terjadi kekacauan dalam metabolisme sel tulang, sehingga volume tulang akan berkurang.
Kelainan tulang rusuk. Gizi yang tidak baik, kekurangan sinar matahari/ultraviolet menyebabkan elemen tulang tidak dapat mengendap secara  normal pada bagian pertumbuhannya. Dengan demikian timbul penyakit Rachitis. Ciri cirri utamanya adalah kraniotabes, kelainan tulang rusuk di dada bisadisebut dada ayam, kaki type O Dan kaki type X.
Kekebalan tubuh berkurang. Kesehatan seseorang diambang bahaya, jika kekurangan kalsium memicu terjadinya penurunan kekebalan tubuh. Karena  dengan kekurangan imunitas tubuh terhadap serangan penyakit, maka dengan sangat mudah terjangkit berbagai penyakit yang seharusnya bias ditangkal oleh system kekebalan tubuh. Memperburuk kencing manis. Pada penyakit kencing manis, oleh karena skresi air seni yang mengandung gula dalam jumlah besar, sipasien bagaikan sebatang pohon besar yang layu. Dengan demikian fungsi tubuhnya semakin merosot. Begitu banyak urine yang keluar, maka kalsium juga terbuang dalam jumlah besar. Daya ingat berkurang. Ion kalsium berperan penting dalam prosespengeluaran Dan pengiriman sinyal syaraf. Rangsangan pada syaraf otak besar berhubungan erat dengan tranmisi ion kalsium di dalam Dan diluar neuron. Ketika organisme kekurangan kalsium, dendosignal syaraf juga mengalami hambatan mekanisme rangsangan dalam tubuh manusia juga mengalami kerudakan. Gejala pada anak anak mudah kaget, menangis dimalam Hari, resah, sulit tidur Dan super aktif.
Ganguan dalam jantung. Jantung mengemban tugas untuk mempertahankan nyawa. Meski hanya sebesar kepalan tangan, jantung mampu mengantarkan darah setiap saat kesetiap sel dalam tubuh.  Kemampuan ini berasal dari konstraksi otot jantungsecara terus menerus. Padahal konstraksi Dan ekspansi jantung serta penyimpanan Dan pengunaan energinya tidak lepas dari pengaruh kalsium. Penyumbatan pembuluh darah . Ketika terjadi perubahan patologis berupa pengerasan pembuluh nadi, dinding pembuluh menebal Dan mengeras, sehingga kehilangan sifatlenturnyadan terjadi penyempitan, maka ion kalsium akan berperan aktif. Ciripenyumbatan darahnya sendiri antara lain  terjadinya peningkatan zat lemak, terbentuknya asam darah Dan bertambahnya benda asing pada dinding pembuluh darah.
Kram otot lambung Dan usus. Dalam system pencernaan ion kalsium nbukan saja dapat memelihara Dan mengendalikan aktifitas pencernaan, tapi juga terlihat dalam stimulasi Dan ekspresi enzim pencernaan. Tempat pencernaan kalsiu berada di ujung atas usus kecil. Penyerapan yang paling cepat di usus dua belas jari, tetapi volume penyerapan yang besar terjadi pada usus ileum yang paling panjang. Penyerapan kalsium terutama di lakukan selaput lender usus. Ini adalah jalan tembus utama sehinga dapat mempertahankan kandungan kalsium yang normal. Kalau seseorang menderita sakit perutatau diare menahun sehinga mengangu penyerapan kalsium oleh ususdan menyebabkan kalsium darah menurun, maka ini kana merangsang paratoiron, sehinga kekentalan ion kalsium dalam sel usus meningkat Dan menimbulkan kram otot pada lambung Dan usus. Oleh sebab itu pada pasien diare, asupan kalsium sesegera mungkin juga dapat mengurangi gejala diare. Luka pada lambung Dan usus 12 jari akibat penghancuran selaput lender lambung ang di timbulkan oleh asam lambung tidak teratur pada pola makanan. Berbaliknya kelenjar empedu atau karena kecemasan pengeluaran asam lambung yang terlalu banyak, merupakan penyebab utama tukak Kekurangan kalsium juga bias menimbulkan asam lambung yang berlebihan, kekentalan gastrin terlalu tinggi Dan bertambahnya pepsin, sehingga mengakibatkan tukak saluran pencernaan. Oleh sebab itu, bersamaan dengan pengobatan rutin  menambahan kalsium yang cukup merupakan tindakan yang sangat di perlukan.
Kalsium (Ca) :
Kalsium (Ca) Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh manusia 99% kalsium: tulang dan gigi 1% kalsium terdapat pada darah, dan jaringan lunak

Sumber :
Sumber Bahan Makanan Hewani Ikan, Udang,susu, kuning telur, dan daging sapi Bahan Makanan Nabati sayuran daun hijau seperti sawi, bayam, brokoli,daun pepaya,daun singkong, daun labu. Selain itu biji-bijian(kenari, wijen, almond) dan kacang-kacangan serta hasil olahannya (kedelai, kacang merah, kacang polo, tempe, tahu).

Fungsi :
Fungsi Membentuk serta mempertahankan tulang dan gigi yang sehat. Mencegah osteoporosis Membantu proses pembekuan darah dan penyembuhan luka Mengatur kontraksi otot Sebagai komponen penting dalam produksi hormon dan enzim yang mengatur proses pencernaan, energi dan metabolisme lemak Pembentukan gigi Katalisator reaksi-reaksi biologik

Absorpsi :
Absorpsi Dalam keadaan normal sebanyak 30-50% kalsium yang dikonsumsi diabsorpsi tubuh Absorpsi kalsium terjadi di bagian atas usus halus yaitu duodenum. Absorpsi kalsium dilakukan secara aktif dengan menggunakan alat angkut protein-pengikat kalsium sedangkan absorpsi pasif terjadi pada permukaan saluran cerna. Kalsium yang tidak diabsorpsi dikeluarkan melalui feses

Gangguan :
Gangguan Akibat Kekurangan Kalsium Gangguan pertumbuhan Osteoporosis, dan patah tulang Osteomalasia/riketsia Tetani atau kejang Akibat Kelebihan kalsium Kelebihan kalsium dapat menyebabkan terjadinya batu ginjal atau gangguan ginjal, konstipasi (susah buang air besar)

Makalah Struktur Paragraf

BAB I
PENDAHULUAN

1.1      Pendahuluan
Sebuah paragraf (dari Bahasa Yunani paragraphos, "menulis di samping" atau "tertulis di samping") adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Awal paragraf ditandai dengan masuknya ke baris baru. Terkadang baris pertama dimasukkan; kadang-kadang dimasukkan tanpa memulai baris baru. Dalam beberapa hal awal paragraf telah ditandai oleh pilcrow  (¶).
Sebuah paragraf biasanya terdiri dari pikiran, gagasan, atau ide pokok yang dibantu dengan kalimat pendukung. Paragraf non-fiksi biasanya dimulai dengan umum dan bergerak lebih spesifik sehingga dapat memunculkan argumen atau sudut pandang. Setiap paragraf berawal dari apa yang datang sebelumnya dan berhenti untuk dilanjutkan. Paragraf umumnya terdiri dari tiga hingga tujuh kalimat semuanya tergabung dalam pernyataan berparagraf tunggal. Dalam fiksi prosa, contohnya; tapi hal ini umum bila paragraf prosa terjadi di tengah atau di akhir. Sebuah paragraf dapat sependek satu kata atau berhalaman-halaman, dan dapat terdiri dari satu atau banyak kalimat. Ketika dialog dikutip dalam fiksi, paragraf baru digunakan setiap kali orang yang dikutip berganti.

1.2      Memasukkan
Praktik di Amerika secara umum adalah menandakan paragraf baru dengan memasukkan baris pertama (tiga hingga lima spasi), dengan baris kosong antara paragraf, sementara penulisan bisnis menggunakan baris kosong dan tanpa masukan (hal ini biasanya dikenal sebagai "paragraf blok"). Untuk karya tulis masukan dan tanpa baris kosong digunakan. Banyak terbitan buku menggunakan alat untuk memisahkan paragraf lebih jauh ketika ada perubahan adegan atau waktu. Spasi tambahan ini, khususnya ketika terjadi pada page break, dapat mendatangkan sebuah asterisk, tiga asterisk, sebuah dingbat istimewa, atau simbol khusus yang dikenal sebagai asterisme.

1.3      Paragraf Gantung
Sebuah "paragraf gantung" adalah paragraf dimana baris pertama paragraf tidak dimasukkan dan dimana baris selanjutnya dimasukkan.

1.4      Kerangka Paragraf
·         Dimulai dengan kalimat topik yang menyatakan gagasan utama paragraf.
·         Memberikan detil pendukung untuk mendukung gagasan utama.
·         Ditutup dengan kalimat penutup yang menyatakan kembali gagasan utama.





BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Struktur Paragraf
Paragaf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau politik. Sebuah paragraph terdiri atas sebuah kalimat, mungkin terdiri dari dua buah kalimat, mungkin juga lebih dari dua kalimat. Bahkan sering ditemukan suatu paragraf berisi lebih dari lima buah kalimat.

Contoh sebuah paragraf :
Polusi udara selamanya selalu memusingkan. Berkali-kali masalahnya diseminarkan dan berkali-kali pula pemecahannya di rancang. Namun, keterbatasan –keterbatasan yang dimiliki kita tetap menjadikan polusi udara sebagai masalah yang pelik. Pada waktu seminar-seminar berlangsung, penanganan polusi udara terus terjadi . hal ini mengundang keprihatinan kita karena masalah polusi udara banyak sedikitnya mempunyai kaitan dengan masalah pencemarna udara dan air. Selama melakukan pemeriksaan kendaraan, pengolahan limbah industri dan penghijauan itu belum dapat dilaksanakan dengan baik, selama itu pula polusi udara menjadi masalah.

Paragraph ini terdiri atas enam kalimat. Semua kalimat itu membicarakan soal polusi udara. Oleh sebab itu, paragraph itu mempunyai topik “polusi udara” karena pokok permasalahn dalam paragraph itu adalah malasah polusi udara.
Dalam tulisan-tulisan lain mungkin sering di jumpai tpik paragraph, seperti :
1.      Peranan bahasa dalam kehidupan;
2.      Penyebab kebakaran hutan;
3.      Perombakan kabinet;
4.      Tragedi Semanggi;
5.      Kehidupan di ruang angkasa;
Topik paragraph adalah pikiran utama di dalam sebuah paragraf. Semua pembicaraan dalam paragraf itu terpusat pada pikiran utama ini. Oleh sebab itu, kadang-kadang di sebut juga gagasan pokok di dalam sebuah paragraf. Apa yang menjadi pokok menjadi pembicaraan dalam sebuah paragraf, itulah topik paragraf. Topik paragraf dijabarkan dalam kalimat topik atau kalimat utama.

2.2     Rangka Atau Struktur Sebuah Paragraf 
Rangka atau struktur sebuah paragraf terdiri atas sebuah kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas.apabila dalam sebuah paragraf terdapat lebih dari sebuah kalimat topik, paragraf itu tidak termasuk paragraf yang baik.
Kalimat topik adalah kalimat yang berisi topic yang dibicarakan pengarang. Pengarang meletakkan inti maksud pembicaraannya pada kalimat topik.
Karena topik paragraf adalah pikiran utama dalam sebuah paragraf, kalimat topik merupakan kaliamat utama dalam paragraf itu. Setiap paragraf hanaya mempunyai sebuah topik, paragraf itu tentu hanya mempunyai satu kalimat utama.
Kalimat utama bersifat umum. Adakalanya sebuah kalimat yang di anggap umumj akan berubah menjadi kalimat khusus apabia paragraf itu diperluas.

2.3    Syarat-Syarat Paragraf
Paragraf yang baik harus memiliki dua ketentuan, yaitu kesatuan paragraf dan kepaduan paragraph dan hanya memiliki satu pikiran utama.

 a)      Kesatuan Paragraf
Dalam sebuah paragraf terdapat hanya satu pokok pikiran. Kalimat-kalimat yang membentuk paragraf perlu ditata secara cermat agar tidak ada satu pun kalimat yang menyimpang dari ide pokok paragraf itu. Kalau ada kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran paragraf, paragraf menjadi tidak berpautan, tidak utuh. Kalimat yang menyimpang harus dikeluarkan dari paragraf.
Contoh:
Indonesia sukses. Kata-kata ini meluncur gembira dari mahasiswa Gunadarma setelah selesai mewakilkan Indonesia di pertandingan final kejuaraan IT tingkat Internasional, minggu malam, di Gedung Senayan City, Jakarta. Gunadarma kalimalang terdapat di Kalimalang Bekasi Barat, ibu kota provinsi Jawa Barat. Pernyataan itu dianggap wajar karena apa yang diimpi-impikan selama ini dapat terwujud, yaitu satu mendali emas, dua mendali perak, dan tiga mendali perunggu. Hal ini ditambah lagi oleh mahasiswa IT terbaik yang jatuh ke tangan Indonesia. Hasil yang diperoleh itu adalah prestasi paling tinggi yang pernah diraih oleh Indonesia dalam pertandingan seperti itu.      
b)        Kepaduan Paragraf
Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan pengait antarkalimat. Urutan yang logis akan terlihat dalam susunan kalimat-kalimat dalam paragraf.
c)      Hanya Memiliki Satu Pikiran Utama
Paragraf yang baik harus hanya memiliki satu pikiran utama atau gagasan pokok. Jika dalam satu paragraf terdapat dua atau lebih pikiran utama, paragraf tersebut tidak efektif. Paragraf tersebut harus dipecah agar tetap memiliki hanya satu pikiran utama. Satu pikiran utama itu didukung oleh pikiran-pikran penjelas. Pikiran-pikiran penjelas ini lazimnya terwujud dalam bentuk kalimat-kalimat penjelas yang tentu harus selalu mengacu pada pikiran utama.

2.4    Pengembangan Paragraf
Mengarang itu adalah usaha mengembangkan beberapa kalimat topik. Dalamg karangan itu kita harus mengembangkan beberapa paragraf demi paragraf. Oleh karena itu, kita harus hemat menenmpatkan paragraf topik. Satu paragraf hanya mengandung sebuah kalimat topik.
Contoh di bawah ini memperlihatkan perbedaan paragraf yang tidak hemat dan paragraf yang hemat akan kalimat topic. Paragraf yang tidak hemat ini mengandung tiga buah kalimat topik.

“Penggemar bola persija Jakarta besedia menunggu satu jam untuk memperoleh sebuah tiket jumpa fans persija. Pertengahan bulan September persija Jakarta akan ,menghentikan jumpa pers karena ada kendala di pertengahan jalan. Memang persija tergolong club bola yang paling disegani di Indonesia.”

 Perhatikan paragraf berikut yang merupakan hasil pengambangan kalimat-kalimat di atas.
                                    
“Penggemar sepak bola persija bersedia menunggu satu jam untuk memperoeh tiket jumpa fans. Pernyataan tersebut dikemuikakan oleh penggemar bola persija di Jakarta. Hal ini terjadi setelah managemen persija mengumumkan bahwa jumpa fans persija tidak jadi dilaksanakan.”



A.   Teknik Pengembangan Paragraf
Teknik pengembangan paragraf itu, secara besarnya ada macam. Pertama, dengan menggunakan “ilistrasi”. Apa yang dikatakan kalimat topik itu dilukiskan dan digambarkan dengan kalimat-kalimat penjelas sehingga di depan pembaca tergambar nyata apa yang dimaksud oleh penulis. Kedua, dengan “anlisis”. Apa yang dinyatakan kalimat topic dianalisis secara logis sehingga pernyataan tadi merupakan sesuatu yang meyakinkan.
Di dalam praktik, kedua teknik di atas dapat diperinci lagi menjadi beberapa cara yang lebih praktis, di antaranya :
A.   Dengan memberikan contoh/fakta
Biasanya, pembaca senang membaca paragraf-paragraf yang dikembangkan dengan cara ini.
B.   Dengan memberikan Alasan-alasan
Dalam cara ini, apa yang dinyatakan oleh kalimat topik dianalisis berdasarkan logika, dibuktikan dengan urain-uraian yang logis dengan menjelaskan sebab-sebab mengapa demikian.
C.   Dengan bercerita
Pengarang mengungkapkan kembali peristiwa-peristiwa yang sedang atau sudah berlalu apabila ia mengembangkan. Paragraf dengan cara ini, pangarang berusaha membuat lukisannya itu hidup kembali.

B.   Pembagian Paragraf Menurut Teknik Pemaparannya
Paragraf menurut teknik pemapanrannya dapat dibagi dalam emapt macam, yaitu deskriptif, ekspositoris, argumentative, dan naratif.
a)      Deskriptif
Paragraf deskriptif disebut juga paragraf melukiskan. Paragraf ini melukiskan apa yang terlihat di depan pembicaranya dapa berurutan dari atas ke bawah atau dari kiri ke kanan. Dengna kata lain, deskriptif berurusan dengna hal-hal yang tertangkap oleh pancaindera.
           Contoh sebuah paragaf deskriptif
“Pasar Taman Wisma adalah sebuah pasar yang sempurna. Semua barang ada disana. Di toko yang paling depan berderet toko baju seragam dan sepatu. Di dalam terdapat penjual ikan-ikan yang masih segar-segar dan berderet. Di samping kanan pasar terdapat penjual sayur-sayuran, bumbu dapur dan peralatan masak. Di samping kiri pasar terdapat penjual pakain dan obat-obatan. Pada bagian belakang pasar kita dapat menemukan pedagang daging dan penjual es cendol”.
b)     Ekspositoris
Paragraf ekspositoris disebut juga paragraf paparan. Paragraf ini menampilkan suatu objek. Peninjuannya tertuju pada satu unsur saja. Penyampaiannya dapat menggunakan perkembangan analisi kronologis atau keruangan.
Contoh paragraf ekspositoris :
“Pasar Taman Wisma Asri adalah pasar yang kompleks. disamping itu terdapat dua puluh lima kios penjual kebutuhan sehari-hari. setiap hari rata-rata terjual dua puluh meter untuk setiap kios. Dari data ini dapat diperkirakan berapa besarnya uang yang masuk ke kas Bekasi dari pasar Taman Wisma Asri.” 
c)      Argumentasi
Paragraf argumentasi sebenarnya dapat dimasukkan ke dalam ekspositoris. Paragraf argumentasi disebut juga persuasi. Paragraf ini lebih bersifat membujuk atau meyakinkan pembaca terhadap suatu hal atau objek. Biasanya, paragraf ini menggunakan perkembangna analisis.
d)      Naratif
Karangan narasi biasanya dihubung-hubungkan dengan cerita. Oleh sebab itu, sebuah karangan narasi atau paragraf narasi hanya kia temukan dalam novel, cerpen, atau hikayat.
Contoh paragraf naratif :
“Siang itu ibu kelihatan benar-benar marah. Aku sama sekali dilarang keluar rumah. Bahkan ibu mengatakan bahwa aku tidak akan mendapatkan uang jajan ke sekolah. Itu semua di gara-gara aku menghilangkan barnag kesayangan ibu”

2.5     Pembagian Paragraf Menurut Jenisnya
Dalam sebuah karangan biasanya terdapat tiga macam paragraf jika dilihat dari segi jenisnya.
1.    Paragraf Pembuka
Paragraf ini merupakan pembuka atau pengantar untuk samai pada segala pembicaraan yang akan menyusul kemudian. Paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan disajikan selanjutnya. Salah satu cara untuk menerik perhatian ini ialah dengna mengutip pertanyaan yang memberikan rangsangan dari para orang terkemuka atau orang yang terkenal.
  1. Paragraf Pengembangan
Paragraf pengembangan ialah paragraf yang terletak antara paragraf pembuka dan paragraf yang terakhir sekali di dalam bab atau anak bab. Paragraf ini mengembangkan pokok pembicaraan yang dirancang. Paragraf pengembangna mengemukakan inti persoalan yang akan dikemukakan. Satu paragraf dan paragraf lain harus memperlihatkan hubungan dengan cara ekspositoris, dengan cara deskriptif, dengan cara naratif, atau dengan cara argumentative yang akan dibicarakan pada halaman-halaman selanjutnya.
  1. Paragraf Penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang terdapat pada akhir karangan atau pada akhir suatu kesatuan yang lebih kecil di dalam karangan itu. Paragraf penutup berupa simpulan semua pembicaraan yang telah dipaparkan pada bagian-bagian sebelumnya.






BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Adapun paragraf berfungsi untuk memudahkan pembaca dalam mengikuti jalan pikiran penulis. Pada prinsipnya cara membuat paragraf adalah dengan menyusun kerangka penulisan sampai sedetil-detilnya agar memudahkan penjelasan dan menghindarkan dari penjelasan yang berulang-ulang.
Dalam karang-mengarang atau tulis-menulis, dituntut beberapa kemampuan antara lain kemampuan yang berhubungan dengan kebahasaan dan kemampuan pengembangan atau penyajian. Yang termasuk kemampuan kebahasaan adalah kemampuan menerapkan ejaan, pungtuasi, kosa kata, diksi, dan kalimat. Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuan pengembangan ialah kemampuan menata paragraf, kemampuan membedakan pokok bahasan, subpokok bahasan, dan kemampuan membagi pokok bahasan dalam urutan yang sistematik.





Makalah Menulis Karangan


BAB I
PENDAHULUAN

1.1      Pendahuluan
Karangan adalah karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.
Kerangka Karangan adalah rencana garis besar karangan berdasarkan tingkat kepentingannya, pokok-pokok yang akan dibicarakan, pedoman bagi pembaca untuk mengetahui isi suatu karangan.

1.2    Perancangan Karangan
Kegiatan mengarang merupakan kegiatan bertahap. Pada umumnya, kegiatan mengarang adalah kegiatan yang mengikuti alur proses yang bertahap dan berurutan :
A.   Penentuan Topik Karangan
B.   Penentuan Tema Karangan
C.   Penentuan Judul Karangan
D.   Dan membuat kerangka karangan





BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Topik
Topik (bahasa Yunani:topoi) adalah inti utama dari seluruh isi tulisan yang hendak disampaikan atau lebih dikenal dengan dengan topik pembicaraan.Topik adalah hal yang pertama kali ditentukan ketika penulis akan membuat tulisan.Topik yang masih awal tersebut, selanjutnya dikembangkan dengan membuat cakupan yang lebih sempit atau lebih luas. Terdapat beberapa kriteria untuk sebuah topik yang dikatakan baik, diantaranya adalah topik tersebut harus mencakup keseluruhan isi tulisan, yakni mampu menjawab pertanyaan akan  masalah apa yang hendak ditulis.Ciri utama dari topik adalah cakupannya atas suatu permasalahan msih bersifat umum dan belum diuraikan secara lebih mendetail.
Topik biasa terdiri dari satu satu dua kata yang singkat, dan memiliki persamaan serta perbedaan dengan tema karangan. Persamaannya adalah baik topik maupun tema keduanya samasama dapat dijadikan sebagai judul karangan.Sedangkan, perbedaannya ialah topik masih mengandung hal yang umum,sementara tema akan lebih spesifik dan lebih terarah dalam membahas suatu permasalahan.
Topik merupakan salah satu unsur yang penting dalam wacana percakapan. Menurut Howe,  Topik itu merupakan syaratt erbebtuknya wacana percakapan. Istilah topic sering dikacaukan dengan konsep topik dalam tata kalimat. Pada pembahasan ini, keduanya dibedakan secara tegas, dalam tata kalimat topik mempunyai kaitan dengan struktur kalimat secara fungsional. Bahkan topik merupakan suatu deskripsi struktur kalimat. Selain itu dalam konteks wacana topik merupakan suatu ide atau hal yang dibicarakan dan dikembangkan sehingga membentuk sebuah wacana.
Menurut Brow dan Yule, untuk menganalisis topik diperlukan setidak-tidaknya satu penggal wacana. Di dalam peristiwa percakapan itu, peserta berusaha mengembangkan topiknya masing-masing.
Menurut Richards da Schmidt, pemilihan topik yang dibicarakan dalam sebuah percakapan lebih lanjut mempunyai kaitan erat dengan koherensi wacana. Topik yang sesuai dengan topik sebelumnya merupakan salah satu upaya untuk menciptakan koherensi wacana. Topik berbeda dengan judul dan tema. Judul mengacu pada suatu nama atau identitas sebuah wacana. Judul sebuah wacana kadang-kadang tidak mencerminkan isi yang terkandung dalam wacana tersebut. Topik dapat menjadi bagian dari tema dan juga bagian dari judul, namun perbedaan tema dan topik tidak dapat dijelskan secara tegas. Keduanya dapat berimpitan dan tidak mempunyai batas.
Berdasarkan acuan yang dirujuknya, topik percakapan dibedakan atas :
a)    Topik lama dan baru
•      Dalam percakapan para penutur biasanya memperhatikan masalah urutan lama-baru tersebut. Informasi atau topik yang telah dibicarakan merupakan topik yang dikeompokkan sebagai lama.
•      Dalam percakapan sehari-hari, berdasarkan penelitian Keenan dan Schieffelin, pendengar menuntut agar pembicara dalam percakapan menggunakan pola urtan topik lama-baru. Hal itu sangat penting untuk mebentuk praduga (presupposition).
•      Untuk mengetahui apakah pendengar telah memahami atau belum, pembicara dapat mengetahuinya dengan berbagai macam cara, misalnya dengan melihat tanggapan pendengar (contohnya sebagai tanda belum dapat memahami pendengar mengucapkan uh, tidak, atau menggeleng kepala). Biasanya untuk memancing tanggapan yang positif dari pendengar, sebelum memulai percakapan, seorang pembicara dapat menggunakan pertanyaan sebagai penunda pancingan, seperti pertanyaan : “Apakah kau ingat?” dan sebagainya (Keenan dan Schieffelin).
b)    Topik nyata
Merupakan topik yang referensinya seperti yang dirujuk dengan kata-kata yang digunakan dalam ujaran. Topik nyata itu seperti
Pada contoh di atas merupakan pertukaran yang membicarakan topik yang dibicarakan adalah gelang yang ada namanya.
Berdasarkn referensi, topik nyata itu dibedakan menjadi beberapa kelompok, yaitu :
1)    Topik yang referensinya ditunjuk
Topik ini membicarakan tentang hal-hal yang ditunjuk dan merupakan bahan atau topik pembicaraan yan menarik.
2)    Topik yang referensinya dipegang
Pada saat melakukan percakapan, hal-hal yang dipegang sering diangkat menjadi pokok pembicaraan dalam percakapan.
3)    Topik yang referensinya dilihat, tetapi tidak ditunjuk dan tidak
dipegang benda-benda yang dilihat sering diangkat menjadi pokok pembicaraan. Hal-hal yang dilihat pada umumnya dapat menarik untuk dipercakapkan.
4)    Topik yang referensinya didengar
Hal-hal yang didengar juga erupakan bahan pokok pembicaraan yang menarik.
5)    Topik yang referensinya berupa kegiatan atau tindakan.
Kegiatan yang hendak, sedang, dan telah dilakukan dapat diangkat menjadi topic pembicaraan.
Pada penjalasan div atas merupakan referensi yang nyata. Selain itu juga dibedakan referensi atau topik yang tak nyata yaitu:
a)    Topik imajinasi
Topik ini merupakan topik pembicaraan sebagai hasil rekaan sehingga seolah-olah menjadi benar-benar ada. Topik tersebut pada dasarnya merupakan hasil peniruan dari kenyataan yang telah diketahui / dialami.
b)    Topik tidak berkelanjutan
Topik Ini merupakan topik yang hanya dibicarkan dalam 2 ujaran.
c)    Topik berkelanjutan
Topik ini merupakan topik yang cukup banyak dikemukakan dalam percakapan sehari-hari. Topik berkelanjutan itu dikembalikan lebih dari 2 ujaran.

2.2    Tema
Tema berasal dari bahasa Yunani “thithenai”, berarti sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan. Tema merupakan amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Dalam karang mengarang, tema adalah pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan disusun. Dalam tulis menulis, tema adalah pokok bahasan yang akan disusun menjadi tulisan. Tema ini yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan dari penulisan artikel itu. Menentukan tema berarti menentukan apa masalah sebenarmya yang akan ditulis atau diuraikan oleh penulis. Dalam tema tersirat amanat atau tujuan pengarang menulis cerita. Tema dalam cerpen dapat terjabar dalam setiap satuan peristiwa dalam cerita, misalnya melalui tingkah laku atau jalan hidup pelakunya.
Tema juga dapat berarti ide dasar, ide pokok atau gagasan yang menjiwai seluruh karangan yang disampaikan. Conto Tema, adaa beberapa contoh tema misalnya Tema Kemerdekaan, Tema Ramadhan, Tema Idul Fitri, Tema Natal, Tema Global Warming, Tema Penghijauan, Tema Sekolah, Tema Tempo dulu dan lain sebagai nya.Tema adalah sesuatu yang menjiwai cerita atau sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam cerita. Dalam tema tersirat amanat atau tujuan pengarang menulis
Ø    Tema merupakan persoalan utama yang diungkapkan oleh pengarang dalam sesebuah karya kesusteraan seperti cerpen atau novel.
Ø    Biasanya tema diolah berdasarkan sesuatu motif tertentu yang terdiri dari pada objek, peristiwa kejadian dan sebagainya.
Ø    Ada pendapat lain yang mengatakan bahawa tema sebagai satu gagasan, fikiran atau persoalan utama yang mendasari sesebuah karya sastera dan terungkap secara langsung (eksplisit) atau tidak langsung (implisit).
Ø    Tema dalam sesebuah cerita tidak dapat dilihat sepenuhnya sehingga cerita itu selesai dibaca.
Ø    Selain itu, tema dapat dikesan melalui:
1.   Perwatakan watak-watak dalam sesebuah cerita.
2. Peristiwa,kisah,suasana dan unsur lain seperti nilai-nilai kemanusian dan kemasyarakatan yang terdapat dalam cerita.
3.   Persoalan-persoalan yang disungguhkan dan kemudian mendapatkan pokok persoalannya secara keseluruhan.
4.   Plot cerita.
Ø      Dalam novel dan cerpen, tema dapat dilihat melalui persoalan-persoalan yang dikemukakan, cara-cara watak itu bertentangan antara satu sama lain, bagaimana cerita diselesaikan, semuanya menentukan rupa tema yang dikemukakan oleh pengarang.
2.3    Judul
Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain; identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersipat menjelaskan diri dan yang manarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah (lokasi). Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan.
Ada yang mendefinisikan Judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga miniatur isi bahasan. Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan.
v  Syarat-syarat pembuatan judul :
1.   Harus relevan, yaitu harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau ada pertalian dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut.
2.   Harus provokatif, yaitu harus menarik dengan sedemikian rupa sehingga menimbulkan keinginan tahu dari tiap pembaca terhadap isi buku atau karangan.
3.   Harus singkat, yaitu tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangklaian kata yang singkat. Usahakan judul tidak lebih dari lima kata.
v  Judul terbagi menjadi dua,yaitu :
-     Judul langsung :
Judul yang erat kaitannya dengan bagian utama berita, sehingga hubu ngannya dengan bagian utama nampak jelas.
-     Judul tak langsung :
Judul yang tidak langsung hubungannya dengan bagian utama berita tapi tetap menjiwai seluruh isi karangan atau berita.
v  Fungsi Judul
Judul memiliki fungsi sebagai berikut :
1.    Merupakan identitas/cermin dari jiwa seluruh karya tulis
2.    Temanya menjelaskan diri dan menarik sehingga mengundang orang untuk membacanya atau untuk mempelajari isinya.
3.    Merupakan gambaran global tentang arah, maksud, tujuan, dan ruang lingkupnya.
4.    Relevan dengan isi seluruh naskah, masalah maksud,dan tujunnya.

2.4    Kerangka Karangan
Kerangka karangan merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan  teratur.
Kerangka karangan             à a. topik, b.formal
§  KK diungkapkan dalam bentuk kata à    kerangka karangan topik
§  KK diungkapkan dalam bentuk kalimat à   kerangka kalimat
§  Dalam beberapa kalimat à kerangka alinea
§  Dalam beberapa paragraf  à proposal (harus dilengkap dana dan waktu yang diperlukan)

A.   Manfaat Kerangka Karangan:
a.    Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah 
b.    Untuk menyusun karangan secara teratur.
Kerangka karangan membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.
c.    Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda. Setiap tulisan dikembangkan menuju ke satu klimaks tertentu. Namun sebelum mencapai klimaks dari seluruh karangan itu, terdapat sejumlah bagian yang berbeda-beda kepentingannya terhadap klimaks utama tadi.
d.    Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih. Ada kemungkinan suatu bagian perlu dibicarakan dua kali atau lebih, sesuai kebutuhan tiap bagian dari karangan itu.
e.    Memudahkan penulis mencari materi pembantu.
 Dengan mempergunakan rincian-rincian dalam kerangka karangan penulis akan dengan mudah mencari data-data atau fakta-fakta untuk memperjelas atau membuktikan pendapatnya. Atau data dan fakta yang telah dikumpulkan itu akan dipergunakan di bagian mana dalam karangannya itu.

B.    Penyusunan Kerangka Karangan
a.    Langkah pertama adalah merumuskan tema yang jelas berdasarkan suatu topik dan tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi.
b.    Langkah kedua adalah mengadakan inventarisasi atau mengumpulkan  topik-topik bawahan yang dianggap merupakan rincian dari tesis atau pengungkapan maksud tadi.
c.    Langkah ketiga adalah mengadakan evaluasi semua topik bawahan yang telah tercatat pada langkah kedua di atas. Evaluasi tersebut dapat dilakukan dalam beberapa tahap sebagai berikut:
Pertama : apakah semua topik yang tercatat mempunyai relevansi atau pertalian langsung dengan tesis atau pengungkapan maksud. Bila ternyata sama sekali tidak ada hubungan maka topik tersebut dicoret dari daftar di atas
Kedua : Semua topik yang masih dipertahankan kemudian dievaluasi lebh lanjut. Bila ada dua topik atau lebih yang hampir sama, maka harus dibuat perumusan baru yang mencakup semua topik tadi.
Ketiga : Evaluasi lebih lanjut ditujukan kepada persoalan, apakah semua topik sama derajatnya, atau ada topik yang sebenarnya merupakan bawahan  atau rincian dari topik lain. Bila ada masukkanlah topik bawahan itu ke dalam topik yang dianggap lebih tinggi kedudukannya.
Keempat : Ada kemungkinan bahwa ada dua topik atau lebih yang kedudukannya sederajat, tapi lebih rendah dari topik yang lain. Bila terdapat hal yang demikian, maka usahakanlah untuk mencari satu topik yang lebih tinggi yang akan membawahi topik-topik tadi. 
d.    Untuk mendapatkan sebuah kerangka karangan yang sangat rinci maka langkah kedua dan ketiga dikerjakan berulang-ulang untuk menyusun topik-topik yang lebih rendah tingkatannya.
e.    Sesudah semuanya siap masih harus dilakukan langkah yang terakhir, yaitu menentukan sebuah pola susunan yang paling sesuai  untuk mengurutkan semua rincian dari tesis atau pengungkapan maksud sebagai yang telah diperoleh dengan mempergunakan semua langkah di atas. Dengan pola susunan tersebut semua rincian akan disusun kembali sehingga akan diperoleh sebuah kerangka karangan yang baik.   

C.    Pola Susunan  Kerangka Karangan
a.    Pola Alamiah
Susunan atau pola alamiah adalah suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata di alam. Sebab itu susunan alamiah dapat dibagi lagi menjadi tiga bagian utama, yaitu berdasar urutan ruang, urutan waktu, dan urutan topik yang ada. 
1.    berdasar urutan ruang
2.    berdasar urutan  waktu
3.    berdasar urutan topik yang ada
Untuk pola berdasar urutan topik yang ada, penulis tidak perlu        memperhatikan  mana yang akan didahulukan.
b.    Pola Logis
Pola logis berdasar urutan:
1)   klimaks – anti klimaks
2)   umum – khusus
3)   sebab – akibat
4)   proses
5)   dan lain-lain. 

D.   Macam-macam Kerangka Karangan
a. Berdasar Sifat Rinciannya:
1) Kerangka Karangan Sementara / Non-formal:
     cukup terdiri atas dua tingkat, dengan alasan:
     a) topiknya tidak kompleks
         b) akan segera digarap
 2) Kerangka Karangan Formal:
 terdiri atas tiga tingkat, dengan alasan:
 a) topiknya sangat kompleks
b) topiknya sederhana, tetapi tidak segera digarap

b.   Berdasar perumusan teksnya
1.    Kerangka Kalimat
2.    Kerangka Topik
3.    Gabungan antara Kerangka Kalimat dan Kerangka Topik

E.   Syarat Kerangka Karangan yang baik:
a.    Tesis atau Pengungkapan Maksud harus jelas
b.    Tiap unit hanya mengandung satu gagasan.
c.    Pokok-pokok dalam kerangka karangan  harus disusun secara logis, sehingga rangkaian ide atau pikiran itu tergambar dengan jelas
d.    Harus menggunakan simbol yang konsisten

F.    Bentuk Kerangka Karangan:
a.    Kerangka topik, terdiri atas kata atau frasa. Ini lebih banyak dipakai.
b.    Kerangka kalimat
c.    Gabungan kerangka topik dan kerangka kalimat

G.   Macam-macam Kerangka Karangan
1. Berdasar Sifat Rinciannya:
a.     Kerangka Karangan Sementara / Non-formal: biasanya terdiri atas dua tingkat, dengan alasan:
1) topiknya tidak kompleks
2) akan segera digarap
b.   Kerangka Karangan Formal: 
Dengan alasan:
1) topiknya sangat kompleks
2) topiknya sederhana, tetapi tidak segera digarap


BAB III
PENUTUP


3.1  Kesimpulan
1.    Topik, tema, dan judul pada dasarnya hampir sama maknanya, yaitu pokok pembicaraan dalam diskusi atau dialog, pokok pikiran suatu karangan, dan nama yang digunakan untuk makalah atau buku atau gubahan sajak.
2.    Kerangka karangan merupakan miniatur atau prototipe dari sebuah karangan. Dalam bentuk miniatur ini karangan tersebut dapat diteliti, dianalisis, dan dipertimbangkan secara menyelurih, bukan secara terlepas-lepas.
 

W3C Validations

Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus. Morbi dapibus dolor sit amet metus suscipit iaculis. Quisque at nulla eu elit adipiscing tempor.

Usage Policies